SEMINAR NASIONAL

Peran Pemuda Dalam Pembangunan
Pertanian dan Pemberdayaan Koperasi

Nama  : Naufal Rizki Wijaya
NIM    : 18105005

Hasil resume dari SEMINAR NASIONAL tersebut adalah sebagai berikut:
Pembicara:
a. Dr.H.Boyke Setiawan Soeratin S.P.,M. Magr
    (Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat PIPSI)
b. Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, MP. Yang di wakilkan oleh Bapak Bambang
    (Kementerian Pertanian)
c. Bapak Setia Lenggono
d. Yogi Pramadani
    (Young Agripreneurs dan CEO PT.Karya Raflesia)





     Indonesia adalah negara agraris dengan jumlah lahan pertanian yang sangat banyak dan luas, akan tetapi pemanfaatan sumber daya alamnya masih belum maksimal, hasil dari pertanian masih belum bisa mensejahterakan petani itu sendiri.
     Indonesia dengan jumlah lahan pertanian yang banyak dan luas yang membentang di penjuru negeri ini masih belum bisa bicara banyak dengan hasil dari sektor pertanian. Indonesia masih harus mengimpor berbagai macam jenis hasil pangan dari luar negeri.
     Ketergantungan inilah yang menyebabkan pertanian di Indonesia kurang berkembang, karna hasil dari pertanian itu sendiri masih belum memenuhi target negara.
     Hal ini berdampak terhadap kesejahteraan petani di Indonesia, petani di Indonesia masih belum sejahtera padahal jika dilihat sektor pertanian sangat menggiurkan untuk di jadikan lahan bisnis.
     Seminar kemarin membahas perubahan mindset para pemuda untuk berpikiran terbuka terhadap sektor pertanian, bahwa peran pemuda sangatlah berguna untuk perubahan negeri ini apalagi di sektor pertanian itu sendiri.
     Menurut data, petani di Indonesia itu berusia lanjut sekitar 45 tahun keatas. Seharusnya mindset pemuda tentang pertanian itu harus terbuka luas, sehingga bisa memajukan sektor pertanian didalam negeri sehingga bisa bicara banyak di Asia bahkan dunia.
     Mindset yang masih mengakar jauh tentang bahwa petani itu kuno dan sebagainya itulah salah satu penghambat para pemuda dalam mensejahterakan pertanian dalam negeri.
      Harus banyak ide-ide dari pemuda dalam pertanian sehingga pertanian itu tidak dianggap kuno,harus banyak inovasi tentang hasil dari pertanian itu sendiri, contohnya tidak menjadikannya satu komoditi utama saja misalnya beras tidak selalu harus menjadi bahan konsumsi tetapi dikembagkan menjadi kosmetik, dan sebagainya.
     Indonesia pernah swasembada pangan saat era Soeharto, Pertanian dan Petani sejahtera di negeri sendiri, akan tetapi sekarang berbanding terbalik, Indonesia harus bergantung hasil pertanian kepada asing, padahal Indonesia kaya akan sumber daya alamnya, tetapi kurang pemanfaatnya dan pengembangannya.
     Maka dari itu, semoga pemuda-pemudi Indonesia dapat mengubah muka kuno sektor pertanian menjadi muka modern sektor pertanian yang sangat menguntungkan baik untuk pribadi maupun negara.

     Jika kita memulai suatu bisnis untuk produk apapun kita harus paham betul dengan produk yang kita hasilkan agar konsumen dapat percaya dengan hasil olahan kita tersebut. Dengan modal tersebut kita dapat mengembangkan hasil produk kita ke investor agar usaha bisnis semakin berkembang dan memiliki daya saing. Jika memulai bisnis juga kita harus berani berkorban, baik harta dan waktu. Menjadi pebisnis muda bukanlah sesuatu yang tidak mungkin apabila memiliki niat yang sungguh-sungguh, banyak pebisnis muda di Indonesia yang sudah sukses, kita bisa ikuti cara-cara dia memulai suatu bisnis. Harus memiliki berbagai macam inovasi dari hasil produk olahan agar tidak monoton.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Mistis Gunung Gede-Pangrango.

Kilas Balik Pendakian Gunung Ciremai

Pendakian Gunung Ciremai via Jalur Apuy